Rabu, 23 Juli 2014

Hari Anak Nasional 2014

(sumber: google doodle 23 juli 2014)

23 Juli. Setiap tahun pada tanggal ini kita memperingati Hari Anak Nasional, sedangkan untuk Hari Anak Internasional diperingati pada tanggal 1 Juni lalu. Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) bermula dari sebuah gagasan untuk mewujudkan kesejahteraan anak, sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1984 pada tanggal 19 Juli 1984. Bergembiralah Anak-anak Indonesia!

Tapi, gue sendiri gak lihat adanya kemeriahan dalam memperingati hari ini, kalau pun ada kegiatan besar yang dikhususkan untuk anak-anak Indonesia pasti kalah heboh dengan euforia pengumuman Presiden dan Wakil Presiden. Emang sih, siapa yang jadi Presiden dan Wakil Presiden bisa menentukan nasib anak-anak di masa depan, tapi untuk anak-anak yang sebenarnya yang mereka butuhkan adalah hari ini (masa kini).

Dan lebih ironisnya lagi, di tahun 2014 ini pemberitaan terhadap kekerasan kepada anak-anak meningkat drastis, terutama kekerasan seksual. Menurut para psikolog, betapa pun dahsyatnya bencana gempa dan tsunami, masih ada harapan untuk selesai diperbaiki. Tetapi untuk trauma kekerasan pedofilia akan berbekas seumur hidupnya dan penyembuhan tidak bisa dipastikan berhasil dalam jangka waktu tertentu. Berita kekerasan seksual terbesar tahun ini banyak berpusat pada tersangka Emon dan sebuah lembaga pendidikan JIS.

Selain kekerasan seksual ada juga kekerasan fisik, salah satunya tentang Renggo, siswa kelas V SD yang meninggal karena dikeroyok oleh kakak kelasnya hanya karena masalah sepele, tidak sengaja menjatuhkan makanan kakak kelasnya.

Selain tiap beda Menteri Pendidikan, beda juga kurikulum yang dilaksanakan, efek jam belajar pelajaran Pendidikan Agama yang semakin berkurang dan tidak adanya lagi Pendidikan Akhlak Budi Pekerti gue rasa menjadi sumber buruknya citra pendidikan kita, cobalah nanti siapapun yang jadi pemimpin negeri ini, silahkan diubah metode pendidikannya. Biar nanti gak ada lagi tipe orang sebodoh Emon, oknum di JIS dan yang ngeroyok Renggo itu.

Tulisan gue di postingan ini memang gak nyantumin solusinya, yang gue tulis disini cuma karena reflek aja ngeliat nasib anak-anak Indonesia. Tapi sudah sewajarnya peringatan Hari Anak Nasional sebagai momentum penting untuk menggugah kepedulian dan partisipasi seluruh bangsa Indonesia dalam menghormati, menghargai, dan menjamin hak-hak anak tanpa membeda-bedakan atau diskriminatif, memberikan yang terbaik untuk anak, menjamin semaksimal mungkin kelangsungan hidup dan tumbuh kembangnya. Peringatan HAN juga untuk menggugah dan meningkatkan kesadaran anak akan hak, kewajiban, dan tanggung jawabnya kepada orang tua, masyarakat, serta kepada bangsa dan negara.

Sekian tulisan gue kali ini, berharap di masa depan anak-anak Indonesia yang seharusnya bergembira itu dalam pikirannya atau pun orang tuanya tidak lagi mengkhawatirkan anaknya nanti, karena kita tahu pendidikan kita sudah lebih baik.

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

GRAB MY BANNER!

JOIN US!

Back to top

VIEWERS

FRIENDS

Copyright © 2010-2014. Angga Harizki. Diberdayakan oleh Blogger.