Selasa, 03 Januari 2012

Pengambilan Keputusan Secara Rasional dan Pengambilan Keputusan Dalam Pengantar Sekolah yang Dikelola Secara Lokal


Jakarta, 21 November 2011, Mata kuliah Manajemen Pendidikan Nasional oleh Dosen Bpk. Amril Muhammad, S.E, M.Pd. Acara perkuliahan dimulai pada pukul 10.30 s.d pukul 12.00. Tempatnya di ruang 306, lantai 3 Gedung Daksinapati (Fakultas Ilmu Pendidikan), Kampus A, Universitas Negeri Jakarta. Pada kali ini materi dipaparkan ole kelompok 4 dan kelompok 5. 

Kelompok yang pertama memaparkan pada pertemuan kali ini adalah kelompok 4 Materi perkuliahan yang pertama dibahas mengenai "Pengambilan Keputusan Secara Rasional", yang dipaparkan oleh Angga Harizki (Saya), Atikah Ariyanti, Harisatunisa, dan saya sendiri Zahratul Khusniah, berikut adalah hasilnya:

Pada pemaparan kali ini, kelompok 4 menjelaskan mengenai pengertian dari pengambilan keputusan secara rasional. Pengambilan keputusan ialah sebuah proses yang dinamis untuk menyelesaikan permasalahan organisasi yang sedang diproses maupun yang sering terjadi. Proses pengambilan keputusan rasional dibedakan dari metode yang lain dalam pengambilan keputusan karena mengikuti tiga tahap berurutan yang berbeda tetapi saling terkait, yaitu :

  1. Menyetujui dan mengartikulasikan objek organisasi tujuan serta prioritas penentuan tujuan.
  2. Mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi dalam program yang berbeda dari tindakan. Informasi ini bersama-sama dengan data lain, seperti dari pengamatan lingkungan, digunakan untuk membuat dugaan tentang konsekuensi masa depan dari pilihan alternatif. 
  3. Memilih perangkat terbaik dalam tindakan yang dinilai paling mungkin untuk pencapaian tujuan yang maksimal. 
Ada perdebatan panjang dalam pengelolaan dan literatur ekonomi yang berasal dari Simon (1947), bahwa model rasional dalam pengambilan keputusan terlalu ideal untuk selalu digunakan dalam praktek. Banyak dari mereka menganggap bahwa organisasi tidak atau tidak bisa bertindak rasional mendefinisikan perilaku rasional. Spesifikasi matematis perilaku rasional dalam teori ekonomi mengasumsikan bahwa organisasi dapat menentukan tujuan dalam istilah fungsi kegunaan. Kegunaan organisasi tergantung pada tujuan yang ditetapkan, dan preferensi peringkat organisasi dalam tujuan berbeda ditentukan rumus matematis. Kegunaan organisasi ini kemudian di asumsikan dimaksimalkan pada kendala yang di hadapi organisasi (Misalnya: Anggaran). Dengan demikian organisasi memilih untuk mengejar berbagai tujuan masing-masing yang menjamin maksimilisasi kegunaan.

Definisi tidak jelas dari pengambilan keputusan rasional meliputi konsep tentang rasionalitas Simon, yang dibatasi keterbatasan kapasitas intelektual para pengambil keputusan untuk pemrosesan informasi. Tidak semua informasi mungkin berhubungan sehingga harus dipertimbangkan, proses keputusan yang rasional memerlukan beberapa pertimbangan pilihan tindakan akan kemungkinan dampak dalam tujuan organisasi.Pengambilan keputusan rasional memerlukan pemilihan tindakan yang dinilai lebih mungkin dibandingkan pilihan alternatif untuk mengarah pada pencapaian tujuan organisasi.

Selanjutnya, kelompok tersebut menjelaskan tentang Pengambilan keputusan rasional untuk keuangan dan sumber daya manajemen sekolah. Pendekatan standar rasional untuk manajemen keuangan dibagi menjadi empat tahap yang berurutan.

Tahap pertama adalah akuisi sumber daya. Di sekolah sumber utama keuangan adalah jatah anggaran atau hibah pemeliharaan tahunan (untuk hibah dipelihara oleh sekolah) ditentukan oleh jumlah total anggaran, orang yang berwenang untuk mengatur rumus pendanaan dan mengalokasikan total anggaran yang ada di sekolah-sekolah. 

Tahap kedua dari siklus manajemen keuangan adalah mengalokasikan sumber daya dan perencanaan anggaran. Jika hal ini harus dilakukan secara rasional, maka harus mengikuti fase definisi tujuan, menganalisis pemilihan tindakan dan menyeleksi mereka yang terbaik dalam menjalankan pencapaian tujuan dan sasaran. 

Tahap ketiga dari siklus anggaran adalah implementasi. Hal ini membutuhkan laporan keuangan untuk menyediakan informasi untuk memantau pendapatan dan pengeluaran terhadap apa yang direncanakan dan diharapkan dalam setiap bulan. 

Tahap keempat dari siklus manajemen keuangan adalah evaluasi pelaksanaan implementasi anggaran, untuk menemukan sejauh mana tujuan yang diinginkan tercapai, sehingga untuk memberikan informasi untuk selanjutnya dan pengambilan keputusan anggaran.

Selanjutnya, kelompok 5 bergantian dengan kelompok 4, mereka mulai memaparkan materi bahasannya yaitu "Pengambilan Keputusan Dalam Pengantar Sekolah Yang Dikelola Secara Lokal." Kelompok 5 beranggotakan Dara Maulida, Meti Eka, dan Muhammad Nurhadi, berikut hasilnya:

Dalam penerapannya di sekolah, seorang pengelola sekolah (kepala sekolah) adalah subjek utama dalam kegiatan manajemen local yang ada di sekolah tersebut. seorang manager dalam sebuah kegiatan manajemen adalah memahami betul kemampuan yang dimiliki sumber daya, agar pendayagunaannya efektif dan efisien. Kepala sekolahlah penentu kualitas guru. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan kepala-kepala sekolah yang professional, karena Kepala Sekolah sebagai Manager di sekolah oleh karena itu kepala sekolah juga harus pandai dalam mengambilan keputusan.

Untuk itu sebuah keputusan yang tepat harus diambil, baik ketika waktu singkat atau pun perencanaan jangka panjang. Pengambilan sebuah keputusan bukanlah sebuah hal yang mudah, Karena sebuah keputusan adalah permulaan dari sebuah risiko. Benar, setiap keputusan mengandung sebuah risiko, yang mau tak mau harus dihadapi kedepannya, terutama oleh sang pengambil keputusan, yaitu manajer (kepala sekolah).

Oleh sebab itu sumber daya yang ada akan dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam rangka peningkatan efesiensi pengelolaan pendidikan.Pengambilan keputusan sehubungan dengan pengelolaan sumber daya, dengan penekanan khusus pada alokasi sumber daya. Hal ini karena faktor-faktor penelitian telah menunjukkan secara positif terkait dengan efektivitas sekolah meliputi kejelasan tujuan dan fokus pada belajar perencanaan sekolah dicapai berpikir.

Manajemen lokal, mereka telah selamat dan telah dipaksa untuk fokus pada prioritas pendidikan mereka ke tingkat yang lebih besar dibandingkan sekolah lain, meskipun mereka tidak memiliki proses manajemen sumber daya terbaik dikembangkan rasional. Bullock dan Thomas (1994), dalam sebuah studi besar dampak dari manajemen lokal, juga menyimpulkan bahwa itu telah mendorong perbaikan dalam manajemen sekolah, meskipun dengan peringatan bahwa ini tergantung pada situasi keuangan sekolah dan gaya manajemen kepala sekolah itu.

Dari pertemuan saat itu dapat saya simpulkan bahwa begitu pentingnya sebuah pengambilan keputusan bagi terciptanya kelancaran dalam pengelolaan sebuah sekolah yang dikelola secara lokal
Demikianlah report dari persentasi kelompok 4 dan kelompok 5.

Nama : Angga Harizki
Jurusan : Manajemen Pendidikan 2010
Kelas : Non Reguler
No. Reg : 1445106163

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

GRAB MY BANNER!

JOIN US!

Back to top

VIEWERS

FRIENDS

Copyright © 2010-2014. Angga Harizki. Diberdayakan oleh Blogger.