Kamis, 09 Februari 2012

“I Win, Therefore I Am..”

Mari kita ‘selewengkan’ sedikit adagium milik Descartes demi menelusuri bentukan mentalitas khas United.








Siapakah di antara kita yang pernah meragukan Manchester United akan mampu mengalahkan Bayern Muenchen di Nou Camp 1999? Saya sempat. Siapa yang percaya Anderson akan melesakkan tendangan penalti paling cantik pada tos-tosan di malam indah itu di Moscow? Saya sudah tentu tidak. Siapa yang pernah sangat yakin bahwa Berbatov akan menjadi top scorer sementara United dan BPL musim ini? Bukan saya pastinya. Siapa yang jadinya berdebar-debar, kecele, tapi super bahagia menghadapi momen-momen semacam itu? Ya saya juga. Dan mungkin Anda.



Ketika kita selalu mendengung-dengungkan kata “Believe” di setiap musim baru, saya percaya ada keraguan yang juga setia menempel bersamanya. Percayalah, itu bukan dosa. Tidak ada yang salah dengan menjadi skeptis dan kritis terhadap hal yang kita ingin yakini. Termasuk meragukan keputusan The Gaffer, mempertanyakan kemampuan pemain, maupun menilai kedalaman strategi. Percaya atau tidak, keraguanlah yang membentuk mentalitas Manchester United yang kita kenal selama ini. Keraguan pulalah yang akan terus memberi definisi bagi Fergie dan timnya dari musim ke musim.



“You’ll never win anything with kids!”, sebaris celotehan iseng dari Alan Hansen pada suatu hari di tahun 1995, yang kita tahu pada akhirnya malah menjadi penanda tampilnya sebuah tim legendaris yang diisi oleh pemuda-pemuda tanggung yang sedang mencari eksistensinya di lapangan hijau—yang akhirnya memenangkan segala yang bisa mereka menangkan. Kita jadi belajar, keraguan, bila direspon dengan sikap yang tepat, akan membentuk mentalitas yang kuat, dan memaksa manusia menembus batas-batas dirinya untuk terus menjadi lebih baik. United telah membuktikan itu berkali-kali. Dan berkali-kali lagi.



Keraguan dari supporter sendiri pun bukan barang baru bagi United. Fergie sempat merasakan ‘neraka’ di tahun-tahun awalnya menangani United. Sebuah banner di Stretford End saat itu berbunyi, “3 Years of Excuses and It's Still Crap. Ta Ra Fergie!” Hingga akhirnya gelar FA Cup 1990 berhasil ia bawa ke Old Trafford, dan keadaan terus membaik. Fergie tahu, hanya kemenangan lah yang mampu mendefinisikan dirinya di dalam sejarah panjang klub ini. Dan hanya kemenangan lah yang akan memastikan satu tempat nyaman baginya di dalam hati setiap supporter. Kemudian gelar demi gelar tak henti berdatangan ke kabinet trofi di Theatre of Dreams.










Momen-momen penuh degupan kencang jantung yang datang setelah itu tentu bukan barang baru bagi kita. Sepanjang semusim penuh 1998-1999 kita dibuat berdebar-debar dari pertandingan ke pertandingan. Comeback dari ketertinggalan 1 atau 2 gol menjadi jamak dan trademark bagi United. Jamie Redknapp pernah berkata, “Love them or hate them, there's no team in Premier League history that has scored so many important late goals as Manchester United. They've broken my heart many times. It's bred into every player that a game is not over till it's over.”



Sejarah panjang Manchester United telah membuktikan, tim ini tidak hancur dalam tekanan keraguan. Dulu, Sir Matt Busby membangun kembali timnya dari puing-puing tragedi Munich hingga menjadi kekuatan yang masif di Inggris dan Eropa. Berbagai manajer setelahnya juga telah memastikan kebanggaan itu terus dijaga dan dipelihara.



Karakter khas United itu tidak berubah. Tradisi juara tetap erat melekat pada lambang klub ini hingga sekarang. Fergie berhasil mengembangkan kultur ‘kemenangan’ di klub ini. Setiap individu di dalam atau di luar lapangan telah didoktrin, bahwa hanya kerja keras, niat lurus, dan disiplin yang berujung dengan kemenangan lah yang akan membuat mereka bermakna bagi fans, rekan setim, maupun diri mereka sendiri. “Only true champions come out and show their worth,” tegas Fergie di suatu waktu. Dan sikap mental itulah yang dibawa setiap pemain di lapangan. Ketika rasa ragu mengepung mereka dari setiap sudut, batin mereka telah terasah.



Menang, atau binasa.





Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

GRAB MY BANNER!

JOIN US!

Back to top

VIEWERS

FRIENDS

Copyright © 2010-2014. Angga Harizki. Diberdayakan oleh Blogger.